PRUaccess

PRUaccess adalah aplikasi berbasis web yang dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan Pemegang Polis Prudential.

SFA

Sales Force Automation (SFA) adalah aplikasi berbasis web yang memfasilitasi komunikasi dan informasi dari setiap Tenaga Pemasaran. Dengan menggunakan SFA, Tenaga Pemasaran dapat mengakses informasi terkait agensi dari mana saja dan kapan saja! Alat ini didedikasikan agar para Tenaga Pemasaran dapat meningkatkan efisiensi dan profesionalisme dalam melakukan aktivitas penjualan.

Follow Now.......!

Sabtu, 31 Mei 2014

Sayang Keluarga? Milikilah Asuransi

Seberapa Pentingkah Asuransi Jiwa? Apakah semua orang membutuhkan Asuransi Jiwa ? jawabannya adalah : YA……merupakan suatu keharusan dan harus secepatnya. Jangan ditunda. Jika kita ingin mensyukuri apa yang diberikan oleh – Nya, manusia harus tetap berusaha. Karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, lakukan antisipasi dengan memiliki asuransi jiwa. 

Dalam memilih berasuransi kita haruslah jeli dan disesuaikan dengan kebutuhan kita. Ada Asuransi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan, Asuransi Pendidikan. Sedemikian banyaknya pilihan yang ada, namun pilihan terbaik adalah yang sudah dikemas menjadi satu.

Banyak terjadi sebuah keluarga harus menerima kenyataan hidup pahit. Sang Ayah sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah jatuh sakit dan sampai meninggal dunia sehingga meninggalkan sang istri yang tidak bekerja dan 2 anaknya yang masih kecil. Anaknya baru menginjak umur 3 tahun dan 5 tahun. Kehidupan tetaplah harus dijalani, namun sang istri akan sangatlah kesulitan biaya untuk membesarkan ke dua anak-anaknya.

Jaga keluarga anda dari resiko di atas dengan memiliki Asuransi Jiwa. Jikalau keluarga tersebut - setidaknya sang ayah - sudah memiliki Asuransi Jiwa, tentulah secara materi lebih meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Karena berada di rumah sakit tentulah menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Bisa saja sampai menghabiskan aset yang dimiliki.

Dengan demikian bila Anda sudah ber-Asuransi Jiwa dapat dikatakan Anda sudah memiliki Proteksi Income dan sudah merencanakan keuangan untuk masa depan keluarga sesuai perjanjian dengan penerbit polis asuransi jiwa. Anda pasti akan mendapatkan penggantian klaim yang sesuai asal data kesehatan diberikan sesuai kondisi sebenarnya. Tidak ada rekayasa data kesehatan.

Perencanaan keuangan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan sekali dan dilupakan. Maka ada banyak orang yang membeli Asuransi Jiwa sampai 5 polis bahkan lebih, demi keluarga yang disayangi. Untuk istrinya dan anak-anaknya. ( Tiap anggota keluarga bisa memiliki 1 s/d 2 polis ) Perencanaan keuangan merupakan sebuah proses bagi yang lajang atau belum bekeluarga. Jangan pernah karena merasa kesehatannya masih bagus lalu menunda memiliki Asuransi Jiwa. Semakin muda umur Anda semakin bagus untuk segera memproteksi diri, memiliiki Proteksi Income dan Investasi untuk perencanaan keuangan di masa depan.

Sang ayah boleh bekerja keras kapan pun dan di mana pun. Kerja terus menerus sampai terkadang lupa memperhatikan kesehatan. Demi keluarga istri dan anak – anaknya apapun akan dilakukan. Tetapi jangan lupa sampai terjadi sesuatu pada kesehatan sang ayah, akan lebih susah lagi dampaknya. Dapat di katakan percuma hasil kerja sekian tahun, jika hasil income yang didapat tidak disisihkan untuk mempunyai proteksi diri.

Lihat lah senyuman anak – anak yang membutuhkan orang tuanya. Mereka perlu kehidupan, perlu sekolah, perlu biaya jika sampai sakit.

Kehidupan keluarga akan selalu berubah dan perencanaan keuangan keluarga harus mengikuti perubahan yang terjadi dalam keuangan keluarga. Kekuatan perencanaan didukung dengan investasi yang bijak. Investasi dalam arti yang paling dasar adalah, menempatkan dana Anda untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Berasuransi & bernvestasi merupakan sarana terpenting dalam meningkatkan kemampuan Anda untuk menyayangi, mencintai keluarga dan menjaga kekayaan.

Dengan Anda memiliki sebuah rekening asuransi, maka Anda telah BERASURANSI sekaligus BERINVESTASI untuk masa depan Anda dan Keluarga.

Selamat Merencanakan Keuangan Anda

Profesi Apa Saja Yang Membutuhkan Asuransi?

Kecelakaan tidak pernah memilih, entah itu PNS, pegawai bank, pemilik usaha, pilot, petani atau apapun profesi anda. Pernahkan anda terpikir jika hal ini menimpa diri kita. 

Dalam aktivitas apapun proteksi tetap diperlukan apapun pekerjaan anda, karena risiko datangnya tak terduga. Dalam keadaan seperti ini, risiko dapat kita alihkan ke perusahaan asuransi yang dapat kita jadikan mitra untuk meng-cover dan memproteksi beragam profesi terhadap keadaan-keadaan yang tidak terduga dan tidak di inginkan.

Secara individual, siapa pun yang membeli produk asuransi jiwa akan mendapat proteksi dari berbagai kejadian di masa depan. Seorang pedagang busana, misalnya, apa jadinya kalau di tengah-tengah usaha tiba-tiba gerainya terbakar, dan kejadian itu memakan korban jiwa? Atau, apa jadinya kalau pesawat terbang mengalami kecelakaan fatal dan para penumpang tidak diproteksi dengan produk asuransi jiwa?Atau mereka keluarga kita yang sedang berjalan kaki atau menunggu angkutan umum dihalte atau pinggir jalan yang tiba-tiba menjadi korban kecelakaan?

Bagaimana pula perjalanan kehidupan keluarga pilot, copilot, dan pramugari pesawat pasca tragedi, seandainya mereka tidak mendapatkan proteksi dari asuransi jiwa?

Kasus kecelakaan atau karyawan meninggal dapat membuat keuangan perusahaan bermasalah, banyak perusahaan yang sudah memproteksi karyawannya untuk mengantisipasi keadaan-keadaan yang seperti itu. Dalam skala korporatif, apa jadinya kalau perusahaan belum menyertakan semua karyawan ke dalam program asuransi jiwa? Lebih dari itu, yang menjadi pertimbangan empatis dari beberapa contoh kasuistik tersebut kondisi keluarga dalam menyongsong masa depan pasca meninggalnya korban.
Tidak itu saja, apa jadinya jika saat kondisi tubuh tidak fit, makanan tidak terkontrol dengan baik atau salah makan yang membuat perut tidak nyaman, dan menyebabkan diare?kehilangan cairan tubuh? dan mesti menjalani perawatan di rumah sakit.butuh biaya bukan?

Dari diskripsi di atas membuktikan bahwa APAPUN PROFESI ANDA, ANDA MEMBUTUHKAN PROTEKSI. Sebagai catatan, ketika seorang profesional, baik karyawan, pengusaha, atau kalangan entertainer mengambil produk asuransi jiwa. Sebenarnya ada orang-orang terdekat yang turut menikmati efek dari proteksi tersebut, yakni suami, istri, atau anak-anak yang bersangkutan yang disebut tertanggung.

Keberagaman profesi dengan dukungan berbagai produk asuransi jiwa yang diperlukan akan membuat rasa nyaman bagi tiga entitas yang berbeda. 
Mari, berasuransi,, proteksi awal keluarga kita demi mewujudkan impian dan kepastian akan hari tua...

Pertama, Apapun profesi tertanggung serta aktivitas yang di jalani, Ia akan merasa tenang dan bekerja secara maksimal.

Kedua, keluarga yang bersangkutan juga bisa berpikir tenang sambil terus berharap agar tertanggung bisa berprestasi maksimal dan meraih jenjang karier yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Ketiga, kalau tertanggung karyawan sebuah perusahaan, entitas yang diuntungkan perusahaan tempat dia bekerja. Proteksi yang dikemakan secara korporatif bisa mereduksi bebean biaya perusahaan secara signifikan manakala yang bersangkutan mengalami kejadian tak terduga selama menjalan tugas dari perusahaan. Atau, kalau tertanggung merupakan entrepreneur atau entertainer sejati, dia bisa mendapatkan proteksi maksimal terhadap berbagai kejadian tak terduga di tengah-tengah profesi
yang digelutinya.

Ketika seorang tertanggung berkomitmen untuk mengalokasikan sejumlah uang guna membayar premi secara teratur, saat itu juga yang bersangkutan mendapatkan keuntungan jangka panjang.
Asuransi Jiwa dan Proteksi di dalamnya, seyogianya menjadi bagian dalam eksistensi beragam profesi, sehingga mereka terlindungi secara finansial dari berbagai hal tak terduga.
Keberhasilan para profesional dalam mendukung kesuksesan selalu mengandung risiko. Bagaimana dengan Kita, sudahkan mempunyai polis asuransi untuk melindungi jiwa Kita? dan income 
Kita?

Mari berasuransi,,

Jumat, 30 Mei 2014

Warga Kurang Mampu Tidak Perlu Asuransi, Benarkah?

Apakah sebagian besar masyarakat Indonesia masih mempunyai simpanan yang bisa dibeli untuk proteksi asuransi? Jika pun ada kelebihan konsumsi, uang berlebihnya lebih banyak disimpan di bank. Lalu bagaimana dengan warga miskin yang tidak punya uang berlebih? Apakah produk asuransi menjadi barang mewah bagi saudara kita yang secara finansial masih berada di bawah garis kemiskinan?

Sigma World Insurance in 2010 melaporkan bahwa Indonesia tergolong negara yang terpuruk dalam upaya pelindungan atau proteksi terhadap jiwa manusia. Ukurannya adalah Insurance Density dan Insurance Penetration. Negeri dengan penduduk lebih dari 240 juta ini menempati peringkat ke-11 dari 27 negara di Asia. Posisi tersebut berdasarkan total premi Indonesia pada tahun 2010 sebesar 10,7 Milyar Dollar. Premi tersebut mencakup asuransi jiwa dan asuransi umum. Jumlah premi tersebut sebenarnya meningkat 28,91 persen dibandingkan tahun 2009.

Jawara Asia ditempati oleh Jepang. Indonesia kalah jauh dengan tiga negara ASEAN: Singapura, Thailand, dan Malaysia yang berada pada peringkat 7 sampai 9. Jika total premi tersebut dibagi dengan GDP- dikenal dengan insurance penetration- maka nilanya hanya 1,5 persen dari GDP. Untuk indikator tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-16. Jika total preminya dibagi dengan jumlah penduduk maka posisi Indonesia tambah melorot, yaitu pada posisi ke 22 di Asia dengan nilai premi per kapita sebesar 45.8 Dollar, atau sekitar Rp 400 Ribuan saja.

Sekarang mari kita lihat indikator untuk asuransi jiwa. Laporan yang dirilis Swiss Ree tersebut mencatat total premi asuransi jiwa di Indonesia sebesar 7.2 Milyar Dollar. Kecedenrungannnya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu meningkat sebesar 31.1%. Bolehlah kita tidak perlu berkecil hati karena Indonesia nongrong di peringkat ke sepuluh di Asia. Nilai insurance density- yaitu nilai premi asuransi jiwa dibagi jumlah penduduk – adalah sebesar 30,9 USD, atau hanya Rp 275 Ribu.

Indikator tersebut membuat kita miris.Apakah memang seluruh masyarakat Indonesia tidak bisa menyisakan uangnya untuk perlindungan dirinya dari segala risiko yang mengancam jiwa atau kesehatan dirinya? Setidaknya ada beberapa faktor penyebabnya.

Pertama, kondisi tersebut bisa saja dikarenakan fungsi dan peran asuransi kurang dikenal oleh sebagian besar orang Indonesia. Orang Indonesia lebih mengenal produk-produk perbankan dibanding jasa asuransi. Coba saja tanya kepada beberapa orang di dekat Anda. Apakah mereka mengenal apa itu asuransi berjangka, mutiguna, atau dana pensiun. Kurang dikenalnya fungsi dan peran asuransi menjadi pekerjaan rumah dari pelaku industry asuransi.

Kedua, orang Indonesia mungkin sudah mengenal asuransi, tapi belum merasa butuh atau perlu membeli asuransi. Sikap ini bisa saja dipengaruhi oleh persepsi bahwa asuransi itu adalah “bisnis janji”. Kita membeli produk asuransi tetapi manfaatnya baru dirasakan nanti. Bahkan bisa saja klaim asuransi tidak terjadi jika kita baik-baik saja, atau tidak mengalami musibah yang diproteksi oleh jasa asuransi. Faktor ini lebih banyak berhubungan dengan kesadaran atau tanggung jawab. Apalagi jika manfaat asuransi tersebut menjadi hak atau warisan dari anak atau keturunannya. Kepastian manfaat finansial bagi anak atau keluarga seharusnya bisa menjadi motivasi utama untuk membeli asuransi.

Ketiga, orang tidak membeli asuransi karena memang tidak punya uang untuk membelinya. Walaupun mereka tahu fungsi dan peranan asuransi, rasanya percuma saja karena ketidakberdayaan finansial membuat asuransi hanyalah mimpi. Jika kondisinya sudah begitu, apakah pemerintah harus lepas tangan dan membiarkan jiwa sebagian masyarakat Indonesia seolah tidak berharga sama sekali?

Berkenaan dengan faktor ketiga tersebut, pemerintah memang sudah melalukan berbagai upaya, di antaranya adalah jaminan kesehatan masyarakau bagi warga miskin, keberadaan asuransi sosial seperti jasa raharja, kewajiban perusahaan untuk mengasuransikan tenaga kerjanya melalui program jamsostek. Bahkan, UU Sistem Jaminan Sosial pun sudah diberlakukan sejak pemerintahan ibu Megawati pada tahun 2004. Namun, UU tersebut sepertinya belum ada gaungnya. Memang masih menunggu terbentuknya lembaga yang mempunyai kewenangan dalam mengelola dana untuk jaminan sosial, yang sampai saat ini masih diperdebatkan di legislatif.

Atau, kita mungkin pernah mengenal micro-insurance yang memang diperuntukan bagi masyarakat yang secara finansial masih kurang beruntung. Bisa saja, perusahaan asuransi menjual produk asuransi dengan nilai premi yang kecil, bahkan bisa ditarik per hari. Secara teoritis itu bisa saja diberlakukan. Kita lihat saja premi asuransi jiwa per kapita sebesar 275 ribu per orang. Itu berarti hanya menyediakan kurang dari 1000 rupiah per hari. Rasanya uang sebesar itu masih bisa disisihkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Bukankah harga rokok atau gorengan saja lebih mahal dari itu?

Akhirnya, ini kembali ke kesadaran kita semua- baik pemerintah maupun masyarakat, termasuk juga peran para pelaku atau praktisi asuransi di Indonesia.


Jadi, masihkah Anda berpendapat bahwa asuransi itu hanya untuk orang kaya saja?
Pasang Iklan Disini